Perjalanan Menjadi Dosen
Citra Devi Murdyaningtyas, perempuan berhijab ini adalah salah satu dosen Multimedia Broadcasting PENS yang mengajar Ilmu Telekomunikasi. Debut karir menjadi dosen baru ia mulai di tahun 2011. Kampus pertama tempat beliau mengajar adalah ITATS (Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya). Kemudian mulailah ia menjadi dosen Prodi Multimedia Broadcasting di tahun 2014 bulan Maret lalu.
Menjadi dosen bukanlah cita-cita masa kecilnya. Yang membuatnya mempertimbangkan pekerjaan menjadi seorang dosen adalah ketika sedang menjalani masa magang di perusahaan Telekomunikasi di Jakarta tahun 2007 dengan rutinitas yang sama, dengan kemacetan kota Jakarta yang sudah menjadi hal biasa. Kemacetan yang membuatnya kelelahan setelah pulang kantor membuat kehidupannya tak nyaman kala itu. Setelah pulang Kerja Praktek, mulailah terbesit pekerjaan-pekerjaan yang lain, dosen salah satunya.
Setelah lulus S1 di ITS, beliau melanjutkan studi S2 di ITS pula. Setelah lulus S2 beliau mencoba peruntungan menjadi dosen di UB. Namu karena pertimbangan keluarga dan pernikahannya yang akan segera dilaksanakan, beliau pun setengah hati mengerjakan test di UB. "Calon suami saya bekerja di Surabaya, dan ia kurang setuju kalau saya bekerja di UB. Lagipula saya harusnya patuh kepada suami. Kalau suami saya meng-iya-kan saya akan bekerja, kalau tidak maka saya akan patuh", tutur beliau dengan bijak.
Jadilah beliau mencoba peruntungan yang lain di test CPNS, kemudian lolos dan dipanggil oleh pihak PENS. Maka sejak Maret 2014, beliau resmi menjadi dosen Prodi Multimedia Broadcasting. Menurut beliau, perbedaan mahasiswa perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri adalah pada hal attitude. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki attitude yang jauh lebih baik dan mahasiswa-mahasiswa yang jauh lebih muda dari beliau. "Saya suka di PTN karena saya selalu terlihat lebih muda", ujar beliau dengan canda.
Harapan ke depan, beliau ingin memiliki keturunan dan bisa lanjut ke S3. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang simpang siur walaupun itu keluar dari mulut dosen. Mahasiswa sudah selayaknya mampu memfilter informasi yang dimasukkan pada mereka, sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman dan mampu bersikap yang sesuai.
JJ 304, Gd D3 PENS (18/11)
Menjadi dosen bukanlah cita-cita masa kecilnya. Yang membuatnya mempertimbangkan pekerjaan menjadi seorang dosen adalah ketika sedang menjalani masa magang di perusahaan Telekomunikasi di Jakarta tahun 2007 dengan rutinitas yang sama, dengan kemacetan kota Jakarta yang sudah menjadi hal biasa. Kemacetan yang membuatnya kelelahan setelah pulang kantor membuat kehidupannya tak nyaman kala itu. Setelah pulang Kerja Praktek, mulailah terbesit pekerjaan-pekerjaan yang lain, dosen salah satunya.
Setelah lulus S1 di ITS, beliau melanjutkan studi S2 di ITS pula. Setelah lulus S2 beliau mencoba peruntungan menjadi dosen di UB. Namu karena pertimbangan keluarga dan pernikahannya yang akan segera dilaksanakan, beliau pun setengah hati mengerjakan test di UB. "Calon suami saya bekerja di Surabaya, dan ia kurang setuju kalau saya bekerja di UB. Lagipula saya harusnya patuh kepada suami. Kalau suami saya meng-iya-kan saya akan bekerja, kalau tidak maka saya akan patuh", tutur beliau dengan bijak.
Jadilah beliau mencoba peruntungan yang lain di test CPNS, kemudian lolos dan dipanggil oleh pihak PENS. Maka sejak Maret 2014, beliau resmi menjadi dosen Prodi Multimedia Broadcasting. Menurut beliau, perbedaan mahasiswa perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri adalah pada hal attitude. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki attitude yang jauh lebih baik dan mahasiswa-mahasiswa yang jauh lebih muda dari beliau. "Saya suka di PTN karena saya selalu terlihat lebih muda", ujar beliau dengan canda.
Harapan ke depan, beliau ingin memiliki keturunan dan bisa lanjut ke S3. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang simpang siur walaupun itu keluar dari mulut dosen. Mahasiswa sudah selayaknya mampu memfilter informasi yang dimasukkan pada mereka, sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman dan mampu bersikap yang sesuai.
JJ 304, Gd D3 PENS (18/11)
Comments
Post a Comment